UJIAN
TENGAH SEMESTER
TEKNOLOGI
INFORMASI DAN KOMUNIKASI PENDIDIKAN
Oleh:
Nama : Widiatmoko Antonius, S.T.
NIM : 137905002
PROGRAM
STUDI KURIKULUM TEKNOLOGI PENDIDIKAN
PROGRAM
PASCA SARJANA UNESA
2013
SOAL:
1.
Penerapan
elearning di Indonesia. Apa yang menjadi kendala dan kemungkinan yang muncul.
Jelaskan kendala dan kemungkinan tersebut, dan bagaimana mengatasi dan
mengoptimalkan pelaksanaan elearning jika diterapkan di Indonesia.
JAWABAN:
1.
Internet
Sebagai Media Pembelajaran
Internet merupakan jaringan global
yang menghubungkan beribu bahkan berjuta jaringan komputer (local/wide area
network) dan komputer pribadi (stand alone), yang memungkinkan
setiap komputer yang terhubung kepadanya bisa melakukan komunikasi satu sama
lain (Brace, 1979). Sebagai media yang diharapkan akan menjadi bagian dari
suatu proses belajar mengajar di sekolah, internet diharapkan mampu memberikan
dukungan bagi terselenggaranya proses komunikasi interaktif antara guru dengan
siswa sebagaimana yang dipersyaratkan dalam suatu kegiatan pembelajaran.
Salah satu media pembelajaran
internet yang dijadikan dasar pengembangan media pembelajaran yakni EdukasiNet.
EdukasiNet merupakan situs pembelajaran yang menyediakan fasilitas komunikasi
antara pengajar dengan peserta didik, antara peserta didik, dan peserta didik
dengan sumber belajar lain. Keuntungan dari penggunaan EdukasiNet antara lain:
1. Siswa dan
guru dapat memperoleh sumber belajar yang sesuai dengan kurikulum
2. Guru
dengan siswa atau siswa dengan siswa lain dapat melakukan diskusi melalui forum
diskusi
3. Guru
dengan siswa atau siswa dengan siswa lain dapat saling menerima atau mengirim
informasi melalui miling list
4. Guru dan
siswa dapat men-download materi pelajaran yang diperlukan
5. Sumber
belajar dapat diakses dari mana saja dan kapan saja
Source: Mozaik Teknologi Pendidikan,
Dewi Salma Prawiradilaga dan Eviline Siregar (2008) hlm 307-314
2. Pengertian E Learning
A.
Pengertian
dan Konsep Web Based Learning
Mengenai masalah pendidikan pada khususnya, pemanfaatan teknologi infromasi
ini akan membawa perubahan yang sangat berarti baik dalam hal sistem pendidikan
yang akan dikembangkan, materi yang akan disampaikan, bagaimana proses
intruksional dan pembelajaran akan dilakukan, hambatan-hambatan yang akan
dihadapi baik oleh murid , guru, penyelenggara pendidikan, regulator. Dan
bahkan mungkin salah satu faktor yang paling penting dalam masalah Teknologi
Informasi adalah masalah jaringan atau media akses yang menjadi jembatan antara
sumber belajar dan pihak-pihak yang terlibat dalam proses belajar-mengajar.
Didalam uraian berikut akan dipaparkan konsep web based learning atau
internet based learning atau yang dikenal dengan e-learning. Penggunaan
media dalam suatu proses pengajaran tentu saja akan menimbulkan proses belajar
mengajar yang tidak sama dengan proses pengajaran dengan sistem tatap muka.
Terdapat perbedaan dalam proses pembelajaran menggunakan media tersebut,
sehingga secara teknis mungkin akan ditemui banyak tantangan.[1][1] Oleh karena itu,
kemungkinan-kemungkinan yang akan dihadapi oleh para pelaku sistem pendidikan
dengan memanfaatkan teknologi informasi ini.
Suatu sistem atau proses yang menghubungkan learner/siswa dengan siswa yang
lainnya maupun dengan suatu sumber pengetahuan, baik instruktur, seorang ahli
data base maupun sebuah perpustakaan yang masing-masing terpisah oleh suatu
jarak dan harus berinteraksi baik secara synchronous maupun asynchronous.
Synchronous adalah suatu sistem dimana interaksi antara komponen-komponen
yang saling berhubungan, dapat terjadi secara bersamaan atau real time.[2][2] Sedangkan asynchronous
adalah proses interaksi yang tidak terjadi dalam waktu yang bersamaan.
Mungkin terdapat sedikit kerancuan dengan berbagai istilah seperti
e-learning, online/internet learning, dan web based learning. Penulis mencoba
menguraikan sedikit perbedaan yang tampak pada ketiga istilah tersebut.E-
learningadalah suatu konsep belajar berbasiskan teknologi baik itu
teknologi informasi, telekomunikasi, maupun digital. Sedangkan online/internet
learning mempunyai batasan yang lebih sempit, dimana teknologi yang
digunakan adalah teknologi informasi khususnya Internet.Belajar melalui e-mail,
situs web tertentu, dan semua aplikasi berbasis Internet. Sedangkan web based
learning adalah suatu sistem belajar jarak jauh berbasis teknologi informasi
dengan antarmuka web.
Perkembangan teknologi Internet berjalan sangat cepat dan hampir semua
orang yang sudah mengenalnya ingin beraktifitas dengan fasilitas yang
disediakan oleh teknologi ini. Berbagai Informasi dapat diakses melalui
halaman-halaman di alamat situs[3][4] Internet tersebut. Kemudian apakah perbedaan
antara situs web yang hanya menyampaikan informasi saja, dengan sebuah situs
web yang menyampaikan suatu bahan ajar tertentu. Di bawah ini merupakan
beberapa perbedaan pokok antara program atau situs web yang hanya menyampaikan
infromasi dan situs web yang menyampaikan materi pembelajaran, yaitu:
a. Suatu situs web yang hanya menampilkan informasi, tidak akan menyebabkan
penerima informasi merasa bertanggung jawab untuk melakukan suatu perbuatan
atau penampilan yang dapat diukur atau dinilai. Seringkali situs web seperti
ini menyajikan sesuatu yang umum untuk memberikan deskripsi mengenai gagasan
maupun tentang materi tertentu. Tujuannya mungkin untuk memperkuat minat,
memberikan orientasi apabila si penerima materi (pelajar) melakukan suatu
perbuatan yang dapat diukur dan dipertanggung jawabkan, maka situs web ini
sudah melakukan tugas instruksional).
b. Sedangkan situs web yang hanya
menampilkan suatu pembelajaran, menyebabkan para penerima program dapat
membuktikan bahwa mereka telah melakukan proses belajar. Para pengembang konten
(content developer), instruktur dan siswanya bertanggung jawab atas
keberhasilan program instruksional tersebut dan harus dapat menunjukan bukti
keberhasilannya.
Bahkan untuk situs web yang menyampaikan aspek pembelajaran pun sangat
bervariasi, maka klasifikasi sangat diperlukan agar mudah untuk ditelaah dan
dianalisa. Berdasarkan media dan tingkat interaktifitas web based learning, Web
based Learning yang telah diidentifikasikan terdiri dari:
a.Teks dan Grafik Web based Learning.
Teks dan Grafik adalah bentuk yang paling sederhana dalam web based
training program. Instruktur hanya menyimpan materi-materi kursus atau
pelatihannya d idalam web, dan murid dapat mengaksesnya dengan mudah. Karena
hanya menampilkan teks dan grafik saja, level interaktifitas dari model web learning seperti ini sangat rendah.
b.Interactive Web
based Learning.
Model web learning seperti ini memiliki level interaktifitas yang lebih
tinggi dibanding model yang pertama. Biasanya model ini dilengkapi dengan
sarana-sarana latihan atau self-test, text entry, column matching, dan
lain-lain.
c. Interactive Multimedia Web based Learning.
Kebanyakan program pelatihan atau
belajar dengan menggunakan model seperti ini biasanya bisa membuat interaksi
antara guru dan murid secara real-time melalui audio dan video
streaming, interactive web discussion, bahkan audio/video desktop
conference. Level interaktifitas model ketiga ini paling tinggi diantara yang
lainnya dan paling rumit dalam pelaksanaannya, tetapi model ini diharapkan
dapat mencakup semua kondisi belajar-mengajar pada kelas tatap muka.
B.
Spektrum Bentuk dan Modelnya
Dalam uraian diatas telah dipaparkan mengenai jenis-jenis web learning
berdasarkan level interaktifitas dan medianya. Web based learning ternyata
tidak hanya menyinggung masalah pendidikan dan pelatihan saja. Ada sisi bisnis
yang dapat dilihat dari web based learning ini. Penulis tidak bermaksud
mengutamakan sisi bisnis dari suatu sistem pendidikan, tetapi kita tidak bisa
mengabaikan bahwa sebetulnya seluk-beluk pendidikan itu tidak jauh dengan apa
yang disebut bisnis, termasuk web based learning.
Dari sisi pola bisnisnya, terdapat beberapa jenis web based learning yang
saat ini berkembang, yaitu:
1. Free Course Commercial Advantage
Free course biasanya mengambil nilai komersil dari para pemasang iklan dan penyedia isi
tersebut. Tentu saja penyedia konten disini harus membawa misi
“pendidikannya”.Model seperti ini umumnya menggunakan media teks, gambar, kuis
interaktif, chat, bahkan free e-mail address. Interaksi antara guru dan murid,
murid dan murid lainnya dilakukan melalui mailling list, e-mail atau text
chating. Web jenis ini sudah mulai dikembangkan seperti http://www.englishpractice.com, http://www.globalenglish.com, http://www.englishtown.com .
Institusi bisnis juga dapat menggunakan metode ini untuk mendidik para
pelanggannya atau bahkan karyawannya. Perusahaan-perusahaan besar seperti PT
TELKOM, PT INDOSAT, BCA, Astra, Lippo adalah perusahaan-perusahaan yang
mempunyai banyak produk, pelanggan, dan karyawan yang tersebar hampir di
seluruh Indonesia. Dengan banyaknya produk tersebut, maka sudah menjadi kewajiban
perusahaan untuk mendidik para pelanggannya, bahkan tidak menutup kemungkinan
pula karyawan mereka sendiri tidak mengetahui produk-produk perusahaan
tempatnya bekerja. Web based Learning jenis ini sangat tepat untuk digunakan
sebegai media untuk mendidik pelanggan dan karyawan, karena tidak ada paksaan
dan beban biaya untuk mengikutinya. Selain itu provider/institusi yang
menggunakan media ini akan tetap mendapatkan keuntungan dari pemasangan iklan.
Namun, banyaknya pemasang iklan sangat tergantung pada jumlah pengunjung
terhadap web yang dikembangkan.Kenyataanya, walaupun tidak mendapat keuntungan
dalam bentuk uang institusi, mereka memperoleh keuntungan dengan meningkatkan
wawasan karyawan dan konsumennya (hal ini tidak ternilai harganya). Keuntungan
lain bagi konsumen dan karyawan dapat mengikuti materi ini kapan saja dan dari
mana saja mereka mau.
Jenis web based learning ini bisa juga digunakan untuk edu-marketing.
Produk-produk baru dapat dipasarkan dengan gaya belajar-mengajar. Bagian teknis
atau commercial overview ditampilkan lebih awal dan diteruskan dengan
evaluasi atau kuis.Untuk lebih menarik dapat juga dibuat suatu kuis berhadiah
secara periodik melalui web.
2. Commercial Courses
Sebagaimana kursus konvensional
(tatap muka), semua proses yang ada ditransformasikan ke dalam web.
Mulai dari proses registrasi, pengambilan mata pelajaran, dan evaluasi. Sebelum
kursus dimulai, siswa harus terlebih dulu membayar biaya kursusnya. Bahkan beberapa
situs web melengkapinya dengan Virtual Library, contohnya dapat dilihat di http://www.unitar.my.edu, http://www.ivlu.com. Web Learning yang menyediakan kursusnya secara
komersial, cakupan materinya meliputi kursus bahasa sampai ke kursus teknologi
Internet.Bahkan ada yang berani menawarkan kursus setingkat sekolah menengah
dan diploma melalui Internet http://www.keystonehighschool.com. Sedangkan untuk kursus-kursus mengenai
teknologi komputer seperti perancangan Web dan Grafis, Aplikasi Software, Basis
Data, Teknologi Jaringan dapat dilihat keterangannya di http://www.smartplanet.com .
3.
Learning Application Service Provider
Penyedia layanan ini biasanya adalah para pembuat atau produsen perangkat
lunak aplikasi Distance Learning.Jadi selain menjual produk perangkat
lunaknya, mereka juga memberikan service terhadap penggunaan perangkat lunak.
Lisensi service untuk perusahaan lain tidak diberikan. Pembeli atau institusi
yang membeli dapat meminta lisensi produknya untuk penggunaan internal
saja.Selain menjual produk dan service, ada juga yang betul-betul hanya menjual
servicenya saja tanpa menjual produk. Contohnya dapat dilihat di http://www.placeware.com .
Produsen-produsen software lain yang melakukan hal ini antara lain dapat
dilihat pada situs http://www.learnlinc.com, http://www.wpine.com, http://www.centra.com, http://www.contigo.com, http://www.webct.com. Harga yang ditawarkan juga bermacam-macam dengan jangka waktu tertentu.
Sebagai contoh : Placeware menyewakan tempatnya $400/kongkuren user/tahun.
Kongkuren user disini adalah banyaknya user yang menggunakan fasilitas tersebut
dalam waktu yang bersamaan.Learnlinc misalnya menyewakan space dengan harga
$6-$18 /user/jam, tetapi mereka baru memberikan service ini untuk US dan Canada
saja.
4.
Learning Portal
Seperti web-web portal lainnya, distance learning portal merupakan
suatu web yang berfungsi sebagai gerbang menuju informasi-informasi lain yang
dititikberatkan pada Learning, education, learning technology, dan
informasi yang berkaitan dengan belajar.Learning portal ini ada bermacam-macam.
Ada yang khusus menyediakan kursus-kursus yang gratis, dan juga yang sekedar
menyediakan link-link ke informasi pendidikan yang lain. Contoh-contoh situs
web seperti ini adalah http://www.1to80.com, http://www.learn2.com, http://www.fatbrain.com. Sebagaimana portal lainnya, portal ini mengambil
nilai komersil saja melalui para pemasang iklan di situs webnya.
Selain model-model diatas, ada sebuah model yang sekarang ini berkembang
karena adanya teknologi baru itu, yaitu konsultasi. Model ini merupakan sebuah
bisnis yang lumayan menghasilkan keuntungan dalam jumlah yang besar, akan
tetapi memerlukan sumber daya yang tidak sedikit dan tentu saja dengan kualitas
yang baik. Dari beberapa konsultan, penulis telah mengamati satu institusi yang
sangat baik dalam melakukan bisnis ini, yaitu Teletraining Institute, dimana
informasinya dapat dilihat di http://www.teletrain.com.
Beberapa pergesaran mendasar & drastis paradigma dunia pendidikan
karena perkembangan pesat di teknologi informasi khususnya Internet yang pada
akhirnya mempercepat aliran ilmu pengetahuan menembus batas-batas dimensi
ruang, birokrasi, kemapanan dan waktu. Kita perlu menyadari bahwa di Internet
bukan hanya ilmu pengetahuan yang dapat di transmisikan pada kecepatan tinggi
akan tetapi juga data dan informasi. Kemampuan untuk mengakumulasi, mengolah,
menganalisi, mensintesa data menjadi informasi kemudian menjadi ilmu
pengetahuan yang bermanfaat sangat penting artinya.
C.
Sarana dan Prasarana yang dibutuhkan
Untuk
merelaisasikan sebuah sekolah maya yang berdasarkan pada web based learning,
fasilitas yang perlu dipertimbangkan, apa saja, bagaimana, sumberdaya
manusia
Biaya
pembangunan belajar berbasiskan web (internet) atau elektronik multimedia
bergantung pada sejumlah faktor yang berbeda untuk masing-masing jenis kursus,
dan juga bergantung pada apakah kursus tersebut diselenggarakan secara
internal, eksternal, atau dua-duanya.
Jika
demikian, pembangunan sistem web based learning oleh vendor yang berpengalaman
merupakan sebuah saran yang direkomendasikan. Tentu saja biaya yang diperlukan
juga bervariasi tergantung pada vendornya sendiri dan tingkat kesulitan
pembuatannya. Salah satu cara penentuan biaya tersebut adalah dengan menentukan
tingkat isi dari sistem yang dibuatnya, sebagai berikut :
Level I :
Polish and Publish Level
Grafik, teks, pertanyaan-pertanyaan
disediakan oleh vendor dalam bentuk elektronik.Tidak ada modifikasi grafiks dan
pengembangan desain yang minimal. Pre dan Post test diberikan dan interaktivitasnya
di sajikan untuk setiap delapan halaman.
Level II : Standar Interface
Grafik, teks, pertanyaan-pertanyaan
dikonversikan dalam bentuk web oleh vendor. Menggunakan grafik diam, basic
testing (benar-salah, dan format multi choice; pre dan post-test ) dengan
feedback yang sederhana (benar/sala). Animasi sedehana menggunakan 2-4 sel.
Hanya satu interaktivitas untuk setiap enam halaman.
Level III ;
Sumber daya manusia merupakan faktor
yang utama dalam sektor ini. Sebagai contoh, seorang intruktur yang akan
mengajar melalui internet, sebaiknya pernah pula belajar melalui internet,
sehingga sang guru atau pengajar tersebut dapat mengatasi kesulitan apa saja
yang akan ditemui oleh muridnya pada saat melakukan proses belajar. Dalam hal
ini, sudah menjadi kewajiban instruktur tersebut untuk menemukan solusi yang
tepat dalam proses belajar mengajar yang akan dilaluinya. Menurut penulis, agar
kualitas pendidikan dan guru merata di seluruh negeri ini, ada baiknya apabila
pembelajaran jarak-jauh menggunakan Teknologi Informasi dimulai dari kalangan
guru.Alangkah baiknya apabila penyediaan SDM guru dicoba dengan menggunakan
teknologi Internet ini. Karena guru yang akan menjadi pengajar dengan
menerapkan teknologi ini harus terbiasa dalam mencari informasi di Internet,
sehingga guru dapat menjadi seorang
“pelajar yang ahli” (expert learner) yang nantinya dapat membantu siswa
menjawab dan mencari penyelesaian dari semua masalah. Dan guru tidak lagi
menjadi orang yang selalu mengetahui semua jawaban dan menentukan soal-soal apa
saja yang akan diberikan kepada muridnya.
D. Beberapa Kelemahan dan Kelebihan Belajar
On line
Ø Kelemahan yang mungkin timbul dalam sistem
belajar Online yaitu :
1. Tingginya
kemungkinan gangguan belajar.Hal ini disebabkan karena pendidikan jarak jauh
termasuk dalam kategori belajar mandiri, sehingga ada kemungkinan terjadi
gangguan selama belajar, ini bergantung pada motivasi masing-masing si
belajar.Demikian pula dengan kemungkinan terhentinya program pembelajaran.
2.
Kesulitan
mendapat penjelasan pengajar/fasilitator yang sesegera mungkin apabila si
pembelajar mendapatkan kesulitan. Si belajar harus menunggu pengajar untuk
membuka internetnya.
3.
Pemahaman
pembelajar terhadap bahan ajar. Hal ini memungkinkan terjadinya kesalahan visi
dan persepsi terhadap tujuan yang ditentukan. Si belajar merasa bahwa dia telah
mencapai tujuan pembelajaran, sedangkan pengajar/fasilitator masih menganggap
belum tercapai sepenuhnya. Tetapi, kesalahan visi dan persepsi ini dapat
ditanggulangi, karena setiap akhir paket pembelajaran diadakan evaluasi dan
refleksi.
1.
Kurangnya
interaksi antara pengajar dan siswa atau antara siswa yang satu dengan yang lain
bisa memperlambat terbentuknya pemahaman dalam proses belajar mengajar.
2.
Kecenderungan
mengabaikan aspek akademik atau aspek sosial dan sebaliknya mendorong aspek
bisnis atau komersial.
3.
Proses
belajar dan mengajarnya cenderung ke arah pelatihan daripada pendidikan.
4.
Berubahnya
peran pengajar dari yang semula menguasai teknik pembelajaran konvensional,
kini dituntut untuk menguasai teknik pembelajaran dengan menggunakan ICT (Information
Communication Technology).
5.
Siswa
yang tidak mempunyai motivasi belajar yang tinggi cenderung gagal.
6.
Tidak
semua tempat tersedia fasilitas internet (berkaitan dengan masalah tersedianya
listrik, telepon, dan komputer).
7.
Kurangnya
tenaga ahli dalam bidang jaringan internet.
8.
Kurangnya
penguasaan bahasa komputer.
Ø
Sedang
kelebihan yang dapat timbul dari sistem belajar online adalah :
1.
Penggunaan
berbagai media. Situs-situs internet kemungkinan dapat berisi berbagai media,
termasuk teks, audio, grafik, animasi, video, dan software yang dapat
didownload.
2.
Memperoleh
informasi yang up-to-date atau terbaru. Dengan E-learning, pengajar
dan si belajar dapat memperoleh informasi atau pengetahuan yang terbaru dari
internet.
3.
Adanya
sistem navigasi. Dengan menggunakan navigasi dengan cara menekan sebuah tombol
atau klik mouse maka siswa dapat mencari berbagai dokumen yang ada di berbagai
lokasi tanpa harus berpindah dari komputer mereka.
4.
Kenyamanan
dalam berkomunikasi. Sistem belajar E-learning memungkinkan siswa lebih aktif
dalam berinteraksi dengan pengajar maupun dengan siswa yang lain. Hal ini
terjadi karena siswa lebih merasa nyaman dengan komunikasi seperti ini.
5.
Terjadinya
pertukaran ide dan pendapat. Hal ini berarti siswa lebih aktif untuk
mengeluarkan ide atau pendapat dalam pemilihan materi belajar. Selain itu
E-learning juga memungkinkan adanya diskusi lewat dunia maya.
6.
Tidak
terbatas oleh ruang dan waktu. Si belajar dapat menentukan waktu kapan saja
yang cocok digunakan untuk belajar. Biasanya pengajar mengadakan forum untuk
membahas materi yang disampaikan.
7.
Pemilihan
materi yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan masing-masing. Hal ini sangat
baik karena dapat mendukung tercapainya tujuan pembelajaran. Seperti diyakini
kaum pendidik, bahwa pembelajar akan sangat efektif manakala sesuai dengan
keinginan dan kebutuhan peserta didik.
8.
Lebih
interaktif. Pembelajaran jarak jauh ini menggunakan berbagai media yang
interaktif sehingga lebih menarik perhatian si belajar. (http://ferysyifa.tripod.com/ppjonline.htm)
SOAL
2.
Interaksi
merupakan bagian yang terpenting dalam kegiatan pembelajaran. Dalam pemanfaatan
elearning, interaksi yang muncul di
antara peserta pembelajaran menjadi tantangan tersendiri. Bagaimana
mengoptimalkan aspek interaksi sehingga semua aspek interaktivitas pada
pembelajaran tatap muka (face-to-face)
dapat tercapai?
JAWABAN:
A.
Pertimbangan – pertimbangan Pembelajaran On
line / E Learning
Sebelum
menerapkan pembelajaran online atau E-learning dalam proses pembelajaran,
adapun hal-hal yang perlu dipertimbangkan antara lain:
- Kemampuan dasar pendidik dan peserta didik
Tingkat
kesiapan penggunaan pembelajaran online dapat dilihat dari kemampuan dasar
pendidik dan peserta didik, apakah mereka sudah siap atau tidak untuk
menggunakan media online sebagai media pembelajarannya dalam melaksanakan
kegiatan belajar mengajar. Karena apabila kita dapat menganalisa kemampuan
dasar pendidik dan peserta didik maka kita dapat menentukan tujuan atau syarat
yang akan dicapai dan mengamati perkembangan kemampuannya.
2.
Sarana
dan prasarana
Dalam
hal inilah yang sangat menentukan keefektivisan jalannya pembelajaran online,
karena jika sarana dan prasarana tidak mendukung proses pembelajaran online
maka jalannya proses belajar akan terhambat.
3.
Karakteristik
dan gaya belajar siswa
Karakter
siswa secara menyeluruh baik dari faktor social, ekonomi, fisiologis, motivasi,
budaya dan etnis serta kecenderungan gaya belajar siswa harus menjadi
pertimbangan pendidik dalam menerapkan pembelajaran online di dalam kelas.
4.
Strategi
pembelajaran
Dalam
pemilihan strategi pembelajaran, sebaiknya pilihlah strategi yang mendukung
proses belajar dengan media online yaitu strategi yang berpusat pada pebelajar
dan berpusat pada materi pengajaran seperti diskusi dan kooperatif.
B. Karakteristik E-learning
Adapun karakteristik
dari e-learning secara umum antara lain adalah :
1.
Memanfaatkan
jasa teknologi elektronik ; dimana pengajar dan siswa, siswa dan sesama siswa
atau pengajar dan sesama pengajar dapat berkomunikasi dengan mudah tanpa
dibatasi oleh hal-hal yang protokoler.
2.
Memanfaatkan
keunggulan komputer (digital media dan computernetwork).
3.
Menggunakan
bahan ajar yang bersifat mandiri (self learning materials) yang disimpan di
komputer sehingga dapat diakses oleh pengajar dan siswa kapan saja dan dimana
saja bila yang bersangkutan memerlukannya.
Adapun
karakteristik pembelajaran online yang efektif digunakan yaitu memiliki 6
komponen antara lain :
- Informasi bahan penarik perhatian
Informasi
bahan penarik perhatian yang terdapat dalam pembelajaran internet harus
memperhatikan penggunaan gambar yang berwarnawarni, memunculkan animasi,
penggunaan nada atau lagu, dan komposisi tampilan yang proporsional (huruf atau
gambar tidak terlalu kecil). Pengembangan e-learning melalui internet harus
komunikatif dan menarik.
- Materi dan teori
Materi
dan teori merupakan inti dari seluruh isi materi pembelajaran, yang dapat
diarahkan dalam bentuk e-book sehingga memudahkan siswa untuk mencari
topik-topik yang tidak dimengerti dengan lebih cepat.
- Simulasi dan visualisasi
Dengan
cara simulasi dan visualisasi, teori atau perumusan materi yang cukup kompleks
dapat dijelaskan dengan menarik sehingga lebih mudah diserap oleh siswa.
- Latihan Soal
Mencakup
soal yang dapat berkembang setiap saat sesuai dengan
persiapan dari
pengajar. Pada akhirnya, soal-soal akan terus berkembang dan suatu saat dapat
menjadi bank soal sesuai dengan cakupan materi yang diberikan.
- Quiz dan evaluasi lainnya
Evaluasi
dan quiz dapat dilaksanakan secara terbuka yaitu dapat dilakukan di mana pun
internet dapat diakses. Selain itu juga dapat dilaksanakan secara tertutup,
dengan pengertian hanya dilakukan di suatu lokasi tertentu untuk menghindari
kemungkinan yang mengerjakan adalah orang lain.
- Tanya jawab, interaksi, dan diskusi
Dalam
suatu proses pembelajaran adanya diskusi dan interaksi baik secara langsung
maupun tidak langsung pada suatu forum diskusi yang terbuka akan dapat
meningkatkan wawasan para siswa.
C. Kelebihan dan Tantangan Penggunaan Teknologi Internet dalam Proses Pembelajaran
Pada uraian di muka telah diungkapkan
mengenai jenis-jenis web based learning berdasarkan level interaktifitas dan
model bisnisnya. Selanjutnya penulis mencoba mengungkap beberapa kelebihan dan
tantangan yang mungkin akan dihadapi dalam penerapan web based learning ini.
Dari beberapa diskusi di Internet yang pernah diikuti penulis, penggunaan
teknologi Internet mempunyai kelebihan dan kekurangan dibanding sistem yang
lainnya. Beberapa pihak memandang salah satu keuntungan dari penggunaan
Teknologi Internet ini sebagai kemampuan teknik untuk menembus batas waktu dan
tempat, kemudahan dalam melakukan pembaharuan terhadap bahan ajar atau
informasi yang akan disampaikan, mempermudah hubungan antara siswa dengan
narasumber, terbukanya kesempatan yang sangat luas untuk mempelajari budaya
lain.
a.
Kelebihan-kelebihan tersebut juga memiliki tantangan dari sudut pandang
yang berbeda. Pengenalan dan pengetahuan mengenai budaya lain memungkinkan
terjadinya proses akulturasi yang lebih cepat. Hal ini tentu saja dapat
mengancam kebudayaan asli yang dimiliki bangsa Indonesia. Komunikasi antar
budaya yang berbeda memungkinkan terjadinya kesalahpahaman pada saat prosesbelajarberlangsung.
Oleh karena itu, semua aspek yang menyangkut sistem
belajar jarak jauh ini dapat dikaji
lebih dalam dan luas, tidak hanya pada sisi teknologinya saja. Mulai dari
sistem kebijakan, sistem administrasi, manajemen, perancangan kurikulum,
perancangan instruksional, sumber daya manusia yang akan mendukung pengembangan
dan operasional.
b.
Dari segi proses belajarnya sendiri, diperlukan motivasi yang kuat dari
seorang murid untuk menyelesaikan proses belajar melalui media ini. Mengapa
demikian? Karena dalam sistem ini, proses belajar akan dipusatkan pada
kemandirian dari seorang siswa. Sedangkan guru pada akhirnya akan bertindak
sebagai fasilitator saja yang memandu murid untuk mengkontruksi
informasi-informasi yang diketahui oleh muridnya menjadi sebuah pengetahuan.
Jadi sebaiknya hubungan penggunaan media ini dengan tingkat kemandirian siswa
dapat diperhatikan, sehingga memudahkan untuk menentukan level pendidikan
seperti apa sistem belajar jarak jauh ini diterapkan, apakah Sekolah Dasar,
Menengah, pendidikan tinggi, formal, non-formal, dan lain-lain.
c.
Bagi penyelenggara pendidikan, mungkin ini adalah sebuah cara baru dalam
menyelenggarakan suatu layanan pendidikan. Dengan menggunakan web, penggunaan
waktu lebih effisien, sehingga tidak perlu lagi dicetak buku/modul pelajaran.
Apabila dalam belajar jarak jauh konvensional terdapat fase-fase tertentu dalam
menyiapkan materi, diantaranya mencetak modul dan kemudian mengirimkannya. Ada
kemungkinan bahwa bahan tersebut tidak sampai pada waktu yang tepat. Dengan
menggunakan web, semua hal tersebut dapat dikurangi dalam waktu yang singkat.
Hanya dengan melakukan upload ke internet, semua orang darimana saja dan kapan
saja dapat mengakses atau membaca materi tersebut.
d.
Dari segi biaya tentu saja tidak akan sama dengan cara penyelenggaraan
secara konvensional. Komponen-komponen biaya yang mungkin akan muncul adalah
biaya berlangganan Internet dan operasionalnya, biaya desain dan pengembangan
web itu sendiri. Sulit dikatakan bahwa penyelenggaraan pendidikan yang mana
yang lebih murah dalam pelaksanaannya melalui web atau secara konvensional.
Semua tergantung bagaimana pola layanan yang akan dijalankan. Bagi user atau
siswa, hal ini merupakan cara baru dalam belajar dan diperlukan upaya-upaya
untuk beradaptasi dengan hal tersebut. Salah satu keuntungan dari belajar
melalui web adalah murid dapat belajar darimana saja dan kapan saja. Tetapi
mereka harus mempertimbangkan faktor biaya tambahan untuk berlangganan Internet
atau mengakses internet melalui jasa warnet.
e.
Pengungkapan kelebihan ataupun tantangan yang akan dihadapi bukan berarti
bahwa penggunaan teknologi informasi (web based learning) ini harus mutlak
diterapkan ataupun tidak diterapkan. Tetapi uraian tersebut dapat digunakan
sebagai bahan pertimbangan dalam penerapan teknologi informasi secara tepat
sasaran dan tepat guna.
f.
Demikian telah diuraikan mengenai web based learning mulai dari konsep dasar,
jenis-jenis web based learning dan model bisnisnya. Selain itu diungkapkan juga
perbedaan mendasar antara situs web yang hanya menyajikan informasi dengan web
yang sudah memenuhi kriteria web based learning. Di Indonesia sendiri belum
banyak yang memanfaatkan internet/intranet sebagai media untuk pembelajaran,
namun telah mengarah ke dalam pemanfaatan teknologi informasi dalam bidang
pendidikan yang sudah mulai terlihat dengan bermunculannya situs-situs learning
portal, seperti KSI-nya www.plasa.com ataupun http://www.supersiswa.com. Sebelum terjadinya booming penggunaan
teknologi Informasi dalam dunia pendidikan, sebaiknya rambu-rambu yang akan
mengatur proses dari sistem pendidikan diperhatikan, sehingga pemanfaatan
teknologi informasi ini dapat berjalan dengan baik. Teknologi hanya merupakan
alat yang dapat membantu manusia melakukan aktifitasnya. Oleh karena itu, dalam
pemanfaatannya harus ditelaah dan disikapi dengan bijaksana, sehingga akan
diperoleh manfaat yang sangat berguna. Ada baiknya implementasi dari
pemanfaatan teknologi informasi dalam dunia pendidikan ini dilakukan secara
bertahap, baik dari sisi model teknologinya sendiri (dari yang sederhana sampai
yang paling mutakhir) maupun yang lainnya.
SOAL
3.
Mengapa
pendidikan perlu mempertimbangkan elearning?
Bagaimana dengan ilmuan teknologi pendidikan menyikapi hal ini?
JAWABAN:
Difinisi e learning
sudah dijelaskan panjang lebar di nomer 1. Pada nomer ini penekanan pembahasan
pada sikap teknologi pendidikan menyikapinya. Adapun pembahasannya sebagai
berikut:
1.
Difinisi Teknologi Pendidikan
Teknologi
pendidikan masih merupakan pendekatan yang terbuka bagi berbagai
pendirian.Mengajar dan belajar masih banyak mengandung hal-hal yang sebenarnya
belum kita pahami sepenuhnya.Itu sebabnya terdapat berbagai teori tentang
belajar yang belum dapat dipadukan menjadi satu teori belajar yang uniform.
Juga belum diketahui dengan pasti bagaimana merumuskan tujuan khusus, cara
menyampaikan bahan pelajaran yang paling serasi. Masih belum ada keyakinan,
hingga manakah kita dapat mengukur hasil mengajar khususnya tujuan pendidikan
mengenai perkembangan kepribadian anak antara lain dalam bidang efektif. Banyak
lagi hal-hal dalam situasi belajar yang belum kita ketahui dengan jelas apa
pengaruhnya terhadap hasil belajar, demukian pula belum mengetahui peranan
perbedaan individu dalam proses belajar. Justru karena itulah aliran teknologi
pendidikan mendorong para pengajar untuk lebih memandang kegiatan mengajar ini
sebagai masalah danb berusaha memecahkannya secara ilmiah berdasarkan
penelitian.Ini menuntut agar tiap guru sedikit banyak menjadi peneliti yang
selalu kritis terhadap usahanya, bersedia mencari jalan-jalan baru untuk
senantiasa meningkatkan keahliannya dalam profesinya.
Teknologi
tidak merupakan kunci kearah sukses yang pasti seperti dalam pendidikan.Akan
tetapi teknologi pendidikan menunjukkan suatu prosedur atau metodologi yang
dapat diterapkan dalam pendidikan.Teknologi pendidikan adalah suatu teori yang
mempunyai sejumlah hipotesis.Teknologi pendidikan dapat juga dipandang sebagai
suatu gerakan dalam pendidikan yang diikuti oleh guru-guru yang merasakan bahwa
mengajar hingga kini masih dilakukan secara sembrono, asal-asal saja, tanpa
dasar yang kokoh, menurut selera masing-masing. Maka teknologi pendidikan
merupakan usaha yang sungguh-sungguh untuk memperbaiki metode mengajar dengan
menggunakan prinsip-prinsip ilmiah yang membuktikan keberhasilan dalam
bidang-bidang lain.
Source:
Teknologi Pendidikan, Nasution(2007), hlm 12-13
2. E-Learning Dalam Kawasan Teknologi
Pendidikan
Dalam
kawasan desain, E-Learning masuk dalam subkawasan desain system pembelajaran,
karena pada E-learning kita melakukan prosedur yang terorganisasi yang meliputi
langkah-langkah penganalisaan, perancangan, pengembangan, pengaplikasian, dan
penilaian pembelajaran. Dalam istilah yang sederhana penganalisaan adalah
proses perumusan apa yang akan dipelajari, perancangan adalah proses penjabaran
bagaimana hal tersebut akan dipelajari, pengembangan adalah proses penulisan
dan pembuatan atau produksi bahan-bahan pembelajaran, pelaksanaan adalah
pemanfaatan bahan dan strategi yang bersangkutan, dan penilaian adalah proses
penentuan ketepatan pembelajaran.
Dalam
kawasan pengembangan, E-Learning masuk dalam kawasan teknologi terpadu, yaitu
merupakan cara untuk memproduksi dan menyampaikan bahan dengan beberapa jenis
media yang dikendalikan komputer. Karakteristik pembelajaran dengan teknologi
terpadu adalah :
·
Dapat
digunakan secara acak atau tidak berururutan, disamping secara linear.
·
Dapat
digunakan sesuai dengan keinginan pebelajar, disamping menurut cara seperti
yang dirancang oleh pengembangnya.
·
Gagasan-gagasan
sering disajikan secara realistic dalm konteks pengalaman pebelajar, relevan
dengan kondisi pebelajar dan dibawah kendali pebelajar.
·
Prinsip-prinsip
ilmu kognitif dan konstruktivisme diterapkan dalam pengembangan dan pemanfaatan
bahan pembelajaran.
·
Belajar
dipusatkan dan diorganisasikan menurut pengetahuan kognitif sehingga
pengetahuan terbentuk saat digunakan.
·
Bahan
belajar menunjukan interaktivitas pebelajar yang tinggi.
·
Sifat
bahan yang mengintegrasikan kata-kata dan tamsil dari banyak sumber media.
Dalam
kawasan pemanfaatan, E-learning masuk dalam subkawasan pemanfaatan media yaitu
memanfatkan media yang dirancang secara sistematis dari sumber untuk belajar.
Seseorang yang belajar mungkin memerlukan bantuan ketrampilan visual atau
verbal agar dapat menarik keuntungan dari praktek atau sumber belajar.
Dalam
kawasan pengelolaan, E-learning masuk ke dalam tiga sub kawasan yaitu
pengelolaan sumber, pengelolaan sistem penyampaian, dan pengelolaan informasi.
Pengelolaan sumber yaitu pengelolaan yang mencakup perencanaan,
pemantauan, pengendalian sistem pendukung dan pelayanan sumber.
Pengelolaan sistem penyampaian yaitu pengelolaan yang meliputi perencanaan,
pemantauan, pengendalian cara bagaimana distribusi bahan pembelajaran dapat
diorganisasikan. Hal tersebut merupakan suatu gabungan medium dan cara
penggunaan yang dipakai dalam menyajikan informasi pembelajaran kepada
pebelajar. Sedangkan pengelolaan informasi yaitu pengelolaan yang meliputi
perencanaan, pemantauan, dan pengendalian cara penyimpanan atau pemindahan dan
pemrosesan informasi dalam rangka tersedianya sumber untuk kegiatan belajar.
Dalam
kawasan penilaian, E-learning masuk dalam subkawasan penilaian formatif dan
sumatif. Penilaian formatif berkaitan dengan pengumpulan informasi tentang
kecukupan dan penggunaan informasi ini sebagai dasar pengembangan selanjutnya,
sedangkan penilaian sumatif berkaitan dengan pengumpulan informasi tentang
kecukupan untuk pengambilan keputusan dalam hal pemanfaatan.
SOAL
4.
Pemanfaatan
elearning ditengarai akan menyebabkan
perilaku penyendiri tidak mau bersosialisasi dengan orang lain di
lingkungannya. Bagaimana upaya teknolog pembelajaran dalam mengatasi
kemungkinan tersebut?
JAWABAN:
1. Pendidikan Jarak Jauh (Distance
Learning)
Ada fakta yang tak terbantahkan bahwa banyak orang di
dunia dewasa ini terutama di negara-negara yang berkembang dan berpenduduk
banyak masih memiliki tingkat “buta huruf” yang
mengkhawatirkan.Untuk mengatasinya pada tahun 1987 UNESCO meluncurkan kampanye
“Program Asia Pasifik mengenai Pendidikan untuk Semua (APREAL). Konferensi
dunia tentang “ Pendidikan untuk Semua (PUS) kemudian diselenggarakan pada tanggal 5-9 Maret 1990 di
Jamtien Thailand dengan prakarsa gabungan UNESCO, UNICEP dan UNFPA, serta
didukung oleh Bank Dunia.
Konferensi tentang PUS tersebut menghasilkan
deklarasi, sebagiannya tentang pentingnya pendidikan dasar. Bahwa ruang lingkup pendidikan dasar itu
meliputi ;
a)
Pendidikan awal dan perawatan anak usia dini
b)
Universalisasi pendidikan dasar
c)
Program bemberantasan buta huruf
d)
Pendidikan berkelanjutan dan belajar seumur hidup [4][5]
Dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional tahun
1989 menyatakan bahwa setiap warga negara memiliki hak untuk memperoleh
pendidikan dan pemerintah bertanggung jawab terhadap pendidikan warga
negaranya.
a.
Bentuk
praktek pendidikan yang beragam pada dasarnya mencerminkan teori dan filsafat
pendidikan yang mendasarinya. Dalam pendidikan dasar, menengah, maupun tinggi
banyak sekali aliran pemikiran tentang pendidikan, mulai dari yang menekankan
kontrol yang sangat sistematis dan ketat terhadap proses belajar, sampai dengan
yang memnerikan keleluasan kepada peserta didik untuk mengembangkan strategi belajarnya. Dipandang dari segi metode
penyampaian materi ajar yang terjadi selama proses belajar mengajar
berlangsung, implikasi kedua kutub pemikiran ini melahirkan dua sistem
pendidikan yang kini kita kenal dengan pendidikan konvensional (tatap muka) dan
sistem pendidikan jarak jauh.
b.
Dalam
pendidikan konvensional, guru dan murid berada pada satu ruang dan waktu yang
sama. Selama proses belajar berlangsung, menajemen kelas
sepenuhnya berada di tangan seorang guru. Aktivitas seperti mengabsen,
menerangkan, menanya, menjawab, mengawasi, memotivasi, menilai dan sebagainya
diekspresikan secara langsung. Dengan demikian siswa juga dapat memberikan
tanggapan secara langsung.
c.
Dalam
pendididikan jarak jauh, guru dan siswa tidak berada ruang dan waktu dan sama.
Karena secara geografis terpisah, kontrol guru terhadap perilaku siswa hampir
tidak ada karena sang guru mengambil jarak dan membatasi diri berinteraksi langsung
dengan siswa. Sebagian besar komunikasi guru dan murid dilakukan melalui media.
Guru dapat mengetahui kemajuan belajar siswa jika dan hanya jika siswa
memberikan respon terhadap tugas atau ujian yang diberikan kepadanya. Respon
tersebut merupakan salah satu alat bagi guru untuk mengukur keberhasilan siswa.
Dalam hal ini guru tidak peduli bagaimana siswa belajar serta bagaimana memberikan respon dengan benar. Mekanisme sistem belajar
jarak jauh pada umumnya mengharuskan lembaga penyelenggara pendidikan tersebut
mempercayai akan kejujuran dan kemandirian siswa.
d.
Walau secara
konseptual pendidikan konvensional dan pendidikan jarak jauh terletak pada
bentuk interaksi antara guru/instruktur dan murid dalam praktek, ternyata
banyak aspek yang membedakan kedua sistem tersbut. Karakteristik peserta didik
pedidikan jarak jauh, jenis program yang ditawarkan, peran sumberdaya manusia,
manajemen, teknologi, dan sbagainya relatif berbeda dengan yang dimiliki oleh
pendidikan konvensional. Meskipun demikian, tampaknya perbedaan tersebut bukan
merupakan kendala untuk mengembangkan pendidikan jarak jauh tersebut. Dan jalan
menuju pendidikan yang mencerahkan dan membebaskan masih terbuka lebar dan
masih selalu mencari formasi baru untuk meningkatkan kualitasnya.
e.
Perry dan
Rumbel menegaskan bahwa dalam kontek pendidikan jarak jauh (distance
education), pengertian “jarak jauh”
adalah tidak terjadinya kontak dalam bentuk tatap muka langsung antara
guru dan siswa ketika proses belajar mengajar berlangsung. Dengan demikian pendidikan
jarak jauh adalah komunikasi dua arah yang dijembatani dengan media seperti surat, teleks, radio, telepon,
modem, komputer dan lain sebagainya.
f.
Karena itu
menurut Perraton, jika kita ingin membangun pendidikan jarak jauh,
sebenarnya tidak lepas dari filsafat pendidikan dan teori komunikasi atau teori
difusi yang ada. Ia mengatakan bahwa dalam mengembangkan pendidikan jarak jauh
hendaknya mempertimbangkan aspek ekspansi dan dialog. Ekspansi (perluasan atau
pemerataan dan pengembangan) pendidikan diperlukan karena pendidikan berkaitan
dengan kekuasaan, sehingga dari perspektif tersebut timbul anggapan bahwa
pendidikan identik dengan proses untuk mendapatkan kekuasaan. Bagaimana
ekspansi tersebut berlangsung dengan dialog menjadi sangat penting.
g.
Kata
“dialog” dalam konteks ini, jika ditafsirkan dengan tidak hati-hati, bagaikan
pisau bermata dua; memperkuat pengembangan konsep pendidikan konvensional dan
memperlemah konsep pendidikan jarak jauh dengan menonjolkan aspek psikologis
dialogis, maka kita akan cenderung berkesimpulan bahwa pendidikan akan efektif
karena peserta didik merasa lebih nyaman dan termotivasi untuk belajar. Tanpa dialog, pendidikan akan berubah menjadi indoktrinasi (Perraton
1981). Para ahli pendidikan jarak jauh harus mempertimbangkan hal tersebut
dan secara kontinue untuk mengkaji segala kemungkinan dan menuangkan konsep
belajar sebagai aktivitas menyenangkan, bukan beban.
h.
Dari segi
teori, Sewart, Keagen dan Holmberg yang
dijalas oleh Juhari (1990) secara garis besar membedakan tiga teori utama
tentang pendidikan jarak jauh yang masing-masing adalah teori otonomi dan
belajar mandiri, industrialisasi pendidikan, dan komunikasi interaktif.
i.
Teori pertama
adalah teori otonomi dan belajar mandiri, pada dasarnya sangat dipengaruhi oleh
padangan social democrat dan filsafat pendidikan liberal yang menyatakan bahwa
setiap individu berhak mendapat kesempatan yang sama dalam pendidikan dan
setiap uapaya intruksional hendaknya diupayakan sedemikian rupa sehingga dapat
memberikan kebebasan dan kemandirian pada peserta didik dalam proses belajarnya
(Sewart, Keagen dan Holmberg ). Peserta didik memiliki kebebasan untuk
mempertimbangkan dan merumuskan sendiri apa yang akan dipelajari dan bagaimana
mempelajarinya. Artinya, jika dalam pendidikan konvensional siswa lebih banyak
berkomunikasi interpersonal atau berkonsultasi dengan manusia, maka dalam
pendidikan jarak jauh ia lebih banyak
melakukan komunikasi intrapersonal dengan masukan berupa informasi atau bahan
ajar dalam bentuk elektronik, cetak maupun non cetak.
j.
Teori yang
kedua adalah industrialisasi pendidikan yang dikemukan oleh Peter (1973)
dalam Keagen
(1980), ia
mengatakan bahwa pendidikan jarak jauh merupakan bentuk industrialisasi
aktivitas belajar mengajar yang dalam penyelenggaraannya bercirikan pembagian
kerja dan produksi (bahan ajar) secara massal. Ia merupakan metode untuk
mengajarkan ilmu pengetahuan, keterampilan, dam sikap dengan cara menerapkan berbagai
perinsip industrialisasi dan pemanfaatan teknologi yang tujuannya adalah untuk
memproduksi bahan ajar yang berkualitas secara massal sehingga dapat digunakan
secara bersamaan oleh sejumlah
besar peserta didik yang tempat tinggalnya tersebar di seluruh pelosok negara.
k.
Teori yang
ketiga adalah teori interaksi dan komunikasi [5][6] . Teori ini
muncul karena banyak ahli pendidikan yang sepakat bahwa pengertian belajar
mandiri tidak berarti belajar sendri. Kontak peserta didik dengan komponen
institusi penyelenggara pendidikan jarak jauh masih diperlukan, baik untuk
kepentingan hal-hal yang bersifat administratif maupun akademis; bahkan
kadang-kadang psikologis. Teori ini
didukung pula oleh Holmberg yang
memperkenalkan konsep “guided didactic conversation” yakni adanya
dialog yang bersifat membimbing dan mendidik peseta didik sehingga mereka
merasa asyik – nyaman diajak “berbincang-bincang” membahas topik yang mereka
minati. Artinya bahan ajar yang dipelajari oleh peserta didik harus didesain
sedemikian rupa sehingga menarik dan bersifat “self-intructed”.
l.
Dari
beberapa pengertian yang telah dikembangakan para ahli, bila diidentifikasikan,
maka pendidikan jarak jauh paling tidak
mengandung beberapa element
sebagai berikut :
Pemisahan guru dan siswa (walau tidak sepenuhnya)
Kemandirian siswa
(diharapkan relatif lebih tinggi daripada kemandirian siswa pendidikan
konvensional)
Pengorganisasian produksi (industri) bahan ajar secara massal
Pemanfaatan media intruksional yang interaktif
Distance
Learning atau
pendidikan jarak jauh sebenarnya bukanlah sesuatu hal atau barang yang baru di
dunia pendidikan.Sudah cukup banyak lembaga atau institusi yang melakukan hal
ini dan biasanya dilakukan dengan mengirimkan berbagai materi kuliah dan
informasi dalam bentuk cetakan, buku, CD-ROM, video langsung ke alamat peserta
pendidikan jarak jauh.Tidak hanya hal-hal yang berhubungan dengan kuliah secara
langsung saja yang dikirimkan ke peserta tapi juga berbagai masalah
administrasi dan manajemennya.
Bila kembali ke konsep dasar pada suatu sistem
pendidikan ‘tradisional’ yang dilakukan saat ini, para siswa dan guru bertemu
pada suatu tempat dan waktu tertentu. Sistem pendidikan ‘tradisional’ ini kelak
akan bergeser ke pada suatu ‘distance learning based education paradigma’ dengan dilandasi bahwa agak sulit untuk mengumpulkan
peserta kursus, training atau pendidikan pada satu waktu dan tempat tertentu
sedangkan peserta tersebar di wilayah yang berbeda-beda dan pada dasarnya
materi-materi yang seharusnya disampaikan di kelas, dapat diberikan tanpa
kehadiran para peserta dan dosen secara langsung di kelas.
Perkembangan teknologi informasi yang sangat
pesat dewasa ini, khususnya perkembangan teknologi internet turut mendorong
berkembangnya konsep distance learning ini.Ciri teknologi internet yang selalu
dapat diakses kapan saja, dimana saja, multiuser serta menawarkan segala
kemudahannya telah menjadikan internet suatu media yang sangat tepat bagi
perkembangan distance learning
selanjutnya.
Bergesernya perkembangan distance learning ke
media internet membuat munculnya suatu paradigma baru dalam distance learning
yaitu ‘asyncronous time and separated
location distance learning’.Jelasnya, media ini mampu menembus batasan
waktu dan tempat. Cepatnya penyampaian informasi dan materi menjadikan
teknologi ini sebagai suatu pertimbangan utama penggunaannya dalam distance
learning. Hal ini sejalan dengan adanya cyberschool
yang telah ada saat ini. Konsep cyberschool
sebenarnya bagian dari suatu kesatuan distance learning, hanya saja cyberschool
kurang memfasilitasi interaksi antara murid dan guru. Cyberschool hanya mendistribusikan materi-materi secara online. Memadukan dua hal ini akan
sangat menguntungkan untuk mewujudkan suatu internet
community di Indonesia khususnya.
Berkembangnya teknologi dalam Sistem Pendidikan Jarak
jauh ini kerap menimbulkan suatu pertanyaan, ‘Bagaimana suatu teknologi dapat
menggantikan sistem pendidikan tradisional yang melibatkan interaksi langsung
antara peserta dan pendidik ?’.
Untuk menjawabnya, kita harus mengetahui dahulu
bagaimana sistem pendidikan jarak jauh yang efektif dan sebelum membuat suatu
web based distance learning, harus mempertimbangkan berbagai aspek-aspek yang
perlu serta trade-off-nya untuk mencapai suatu sistem pendidikan jarak jauh yang
baik.
Suatu sistem pendidikan jarak jauh secara umum, akan
sukses apabila di dalamnyamelibatkan interaksi maksimal antara guru dan
muridnya, antara murid dengan berbagai fasilitas pendidikan dan interaksi
antara murid dengan murid serta melibatkan pola pembelajaran yang aktif di
dalam interaksi itu. Kita mendapati berbagai aspek di atas dalam sistem
pendidikan tradisional yang melibatkan interaksi ‘face-to-face’ antara murid dan guru, apakah sistem pendidikan
jarak jauh dapat mengatasi interaksi ‘face-to-face’ antara guru dan murid di
kelas secara 100 %. Jawabannya, tergantung kepada media yang digunakan
tapi angka 100 % itu bukanlah sesuatu
mudah untuk dicapai oleh sistem
pendidikan jarak jauh, yang jelas ada suatu trade-off
teknologi yang dapat mendekati angka di atas.
Penggunaan teknologi dalam menunjang suatu sistem
pendidikan jarak jauh harus diperhatikan dari bentuk pendidikan yang diberikan.
Suatu kursus bahasa Inggris salah satunya, pada akhir perkuliahan peserta
dituntut untuk mempunyai reading dan listening skill yang baik, untuk itu
medianya dapat berupa sound, gambar dan bentuk multimedia lainnya yang dapat di
kirimkan melalui internet.
Bila dibatasi pada web based distance learning maka
pengguna atau dalam hal ini guru dan murid memerlukan fasilitas internet untuk
tetap menjaga konektivitas dengan distance learning tersebut. Kemampuan peserta
untuk tetap menjaga connectivity menentukan bagi kesinambungan suatu sistem
pendidikan jarak jauh. Dengan cara inilah kita dapat menciptakan suatu internet
based community di Indonesia.
Suatu sistem pendidikan jarak jauh dapat kita
sederhanakan dan formulasikan sebagai berikut :
Materi pendidikan + teknologi untuk
berinteraksi + guru = pembelajaran bagi murid.
Apabila kita umpamakan suatu web based distance course sebagai suatu community maka di dalamnya harus dapat memfasilitasi bertemunya
atau berinteraksinya murid dan guru. Agak sulit memang untuk memindahkan apa
yang biasa dilakukan oleh guru di depan kelas kepada suatu bentuk web atau
materi online yang harus melibatkan interaksi berbagai komponen di dalamnya.
Adanya sistem ini membuat mentalitas dosen dan guru harus berubah dan sudah
seharusnya, perbedaan karakteristik guru atau dosen dalam mengajar tidak tampak
dalam metode ini.
Seperti layaknya sebuah sekolah atau universitas,
metode ini juga harus mampu memberikan informasi perkuliahan kepada
peserta.Informasi itu harus selalu dapat diakses oleh siswa dan dosen serta
selalu ter-update setiap waktu.
Informasi yang sering dibutuhkan itu berupa silabus
kuliah, jadwal kuliah, pengumuman, siapa saja peserta kuliah, materi kuliah dan
penilaian atas prestasi siswa.
Bila kita buatkan suatu model maka suatu web based
distance learning setidaknya memiliki unsur-unsur sebagai berikut :
Pusat kegiatan siswa
sebagai suatu community, web based distance learning harus mampu untuk
menjadikan sarana ini sebagai tempat kegiatan mahasiswa dimana mahasiswa dapat
mengasah kemampuannya, membaca materi kuliah, mencari informasi dan sebagainya.
Interaksi dalam group
Disini para murid dapat berinteraksi satu sama lain untuk mendiskusikan
materi-materi yang telah diberikan oleh dosen. Dosen dapat hadir dalam group
ini untuk memberikan sedikit ulasan tentang materi yang diberikannya.
Personal administratif supporting system
dimana para siswa dapat me-review membershipnya dalam suatu course,
menyediakan informasi siswa, prestasi mahasiswa dan sebagainya
General information
Menyediakan informasi umum untuk peserta atau pengunjung web pada umumnya.
Serta menyediakan beberapa fasilitas untuk umum tanpa proses registrasi peserta
terlebih dahulu.
Pendalaman dan ujian
Biasanya dosen atau guru sering mengadakan quiz-quiz singkat dan
tugas-tugas yang bertujuan untuk pendalaman dari apa yang telah diajarkan serta
melakukan test pada akhir masa belajar. Hal ini juga harus dapat diantisipasi
oleh suatu web based distance learning
Digital library
Pada bagian ini, terdapat berbagai informasi kepustakaan, tidak terbatas
pada buku tapi juga pada kepustakaan
digital seperti suara, gambar dan sebagainya. Bagian ini bersifat sebagai
penunjang dan berbentuk sebagai suatu database.
Materi online diluar materi pelajaran
Untuk menunjang proses belajar, diperlukan juga bahan-bahan bacaan dari
web-web lainnya. Karenanya pada bagian ini, dosen dan siswa dapat langsung
terlibat untuk memberikan bahan-bahan online lainnya untuk di publikasikan
kepada peserta lainnya.
Mewujudkan ide dan keinginan di atas dalam suatu
bentuk realitas bukanlah suatu pekerjaan yang mudah tapi bila kita lihat ke
negara lain yang telah lama mengembangkan web based distance learning, sudah
banyak sekali institusi atau lembaga yang memanfaatkan metode ini. Bukan hanya
skill yang dimiliki oleh para engineer yang diperlukan tapi juga berbagai
kebijaksanaan dalam bidang pendidikan sangat mempengaruhi perkembangannya. Jika
dilihat dari kesiapan sarana pendukung misalnya hardware maka agaknya hal ini
tidak perlu diragukan lagi. Hanya satu yang selalu menjadi concern utama
pengguna internet di Indonesia yaitu masalah bandwidth, tentunya dengan
bandwidth yang terbatas ini mengurangi kenyamanan khususnya pada non text based
material.
Munculnya web based distance learning, tentunya akan
membuat para guru atau dosen yang kurang mengetahui konsepnya akan merasa
terancam dari pekerjaannya tapi sebenarnya itu semua tidak beralasan, sebab
masih banyak yang perlu dilakukan oleh guru atau dosen tersebut, sebut saja
mempersiapkan materi, memberi tugas, quiz, ujian, membuat soal, memeriksa
jawaban esai dan sebagainya. Bagaimana mungkin hal-hal tersebut tidak
melibatkan mereka, bila kita memandang dari sisi para siswa, apakah mereka siap
untuk tidak berinteraksi langsung face-to-face dengan dosen atau gurunya ?.
Agaknya pertanyaan ini akan menimbulkan suatu fakta yang menggelitik bahwa
tidak sedikit siswa yang justru senang ketika dosen atau gurunya tidak masuk ke
kelas. Jawabannya terpulang kepada kita sendiri, toh anda pernah mengalami atau
sedang mencari ilmu.
Pengertian
secara umum dari E-learning adalah pembelajaran yang menggunakan rangkaian
elektronik (LAN, WAN dan internet) untuk menyampaikan isi materi yang
diajarkan. Adapun istilah-istilah jaringan yang sering digunakan dalam
E-learning yaituistilah-istilah yang digunakan dalam E-learning antara lain :
jaringan, internet, intranet, HTML, HTTP, WWW,
IMAP, IP Address, ISDN, ISP, LAN,
WAN, topologi, protokol, DNS, URL, Web Browser. Sedangkan
langkah- langkah yang perlu dipertimbangkan sebelum menerapkan E-learning yaitu
kemampuan dasar pendidik dan peserta didik, sarana dan prasarana, karateristik
dan gaya belajar dan strategi pembelajaran. Karakteristik umum dari E-learning
adalah menggunakan jasa teknologi, memanfaatkan keunggulan computer dan
menggunakan bahan ajar yang bersifat mandiri. Sedangkan karakteristik khususnya
adalah mengandung informasi bahan penarik perhatian, materi dan teori, simulasi
dan visualisasi, latihan soal, quiz, tanya jawab, interaksi dan diskusi.
E-learning juga masuk dalam kawasan desain, pengembangan, pemanfaatan,
pengelolaan, dan penilaian.
Sebaiknya
sebelum penggunaan E-Learning perlu pertimbangan-pertimbangan yang lain seperti
mempertimbangkan kegiatan-kegiatan yang bersifat face to face agar interaksi
antara pendidik dan peserta didik tetap intensif.
TERIMAKASIH, SEMOGA BERMANFAAT!!!
[1][1] Onno W Purbo, & Aditya A. Hartanto, Teknologi
e-Learning Berbasis PHP dan MySQL, (Jakarta: Elek Media Komputindo,
2002) h.
[2][2] Brunner, Laurel dan Jectice, Zoran, Mengenal
Internet for Beginner, (Bandung, Mizan, 1998) cet. I
h.
[3][4]Situs adalah kumpulan dari keterkaitan
antar halaman-halaman web, sebagai contoh Balitbang (www.pdk.go.id) mempunyai
lebih dari satu situs web, misalnya untuk pusat-pusat yang berada di lingkungannya
seperti, Puslit, Puskur, Pusinfot, Puslitbang sisjian, Pusinov, dan Pustekkom
[4][5]Sandjadja S & R. Raharjo, Pendidikan
untuk Semua melaui Pendidikan Jarak Jauh, pustekkom. Lih. www.pustekkom.go.id/jurnal
[5][6]Untuk
memahami pengertian dan teori komunikasi sehingga dapat berjalan secara
efektif, banyak ahli komunikasi mengutip paradigma yang dikemukakan oleh Harold
Lasswell dalam karyanya “The
Sructur and Fungsion of Communication in Society, yang menyatakan bahwa
komunikasi harus meliputi unsur komunikator (communicator, source, sender),
pesan (massage), media (channel, medium), komunikan (communicant,
receiver), dan efek (effect, impact, influence). Berdasar paradigma
Laswwell tersebut, komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator
kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu. Untuk lebih
jelasnya lih. Uchyana Effendi, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek,
(Bandung: Rosdakarya, 1992) h. 9-10